Buka Puasa bersama di Fakultas Sastra UMI

Alhamdulillah hari ini sudah memasuki hari ke-22 dalam Ramadhan 1432 H ini. Dan lagi-lagi dapat undangan buka bersama dengan civitas akademika Fakultas Sastra dan Ilmu Komunikasi UMI. Sebenarnya sih bukan saya yang diundang, melainkan ibu. Tapi karena saya mendampingi sekaligus driver jadinya ikutan menikmati buka puasa bersama.

Sore itu pukul 17.15 WITA saya memacu motor dari rumah menuju ke kampus UMI di Jl. Urip Sumoharjo bersebelahan dengan RS. Ibnu Sina. Sebenarnya rencana awal kami akan berangkat pukul 16.00 WITA dari rumah tapi karena saya keasyikan online jadi telat perginya.

Di perjalanan rasanya cukup lancar, aman, dan terkendali. Cuman sedikit saja terkena macet di pertigaan Adipura di kawasan Tello, tapi kendaraan tetap bergerak walaupun jalannya kayak siput. Lewat dari Tello, jalanan lengang dan akhirnya kami cukup cepat sampai di kampus. Kata Ibu, "Cepat ta' ji sampai di kampus, cuman 20 menit ji dari rumah". Ibu gak tahu kalau anaknya ini punya bakat pembalap ^_^

Sesampai di kampus rupanya teman-teman ibu lagi sibuk membuat raca' - raca' mangga dari mangga muda. Akhirnya ibu bergabung dengan teman-temannya. Waktu terasa cepat sekali berjalan, saat itu waktu menunjukkan 17.50 WITA, rupanya bapak-bapaknya sedang mengadakan barasanji dan tadarrusan Al-Qur'an di ruang lainnya.


Gabungan Foto Tadarrusan dan Barasanji dan akhirnya Buka Puasa.


Karena saya merasa LAKI maka saya pun ikut bergabung dengan bapak-bapak tersebut, sambil itung-itung ngabuburit dapat pahala. Walaupun akhirnya saya masuk dengan senyam-senyum dan duduk paling ujung sambil melongok memperhatikan bapak yang baca Qur'annya udah seperti baca buku bahasa Indonesia.

Akhirnya waktu menunjukkan 18.00 WITA, tadarrus sudah selesai dan dilanjutkan dengan bacaan shalawat sebelum berbuka puasa. Pukul 18.08 WITA akhirnya suara adzan pun berkumandang menandakan waktunya berbuka puasa.

Setelah menikmati segelas Es Buah, dan Kurma saya pun meninggalkan ruangan. Rupanya di ruangan jurusan sudah banyak orang yang mengambil nasi dan menikmati hidangan. Mereka adalah para kuli, maupun satpam yang ada di kawasan UMI.

Rupanya kari kambing sudah disiapkan oleh ibu untuk aku santap, memang ibuku tau deh kesukaanku :) Setelah makan, saya melaksanakan shalat Maghrib. Rupanya di ruangan dekan, bapak-bapak dan ibu-ibu masih berdzikir selepas shalat Maghrib. Subhanallah ^_^

Barulah setelah shalat berjamaah dan dzikir, barulah bapak dan ibu memulai untuk santap malam. Telah tersedia berbagai kuliner, antara lain: Kari Kambing, Cap Cay Seafood, Ayam Tumis Tomat, dan Sup Sosis. Terlihat antrian panjang yang berderet menanti sampai di depan meja saji.


(1) Ngantri Makanan; (2) Menikmati Makanan

Setelah masing-masing mengambil bagiannya, akhirnya bapak dan ibu mulai mencari tempat untuk makan. Saya yang ditawari lagi makan menolak dengan halus, karena saya sudah makan kari kambing dan i'm still full.


Foto bersama Civitas Akademika Fakultas Sastra bersama Ibu Rektor UMI Prof. Dr. Masrurah Mochtar (baju biru; kerudung putih)

Di sela-sela antrian panjang, rupanya ibu-ibu tidak mau ketinggalan berfoto dengan ibu Rektor UMI yang juga guru besar di Fakultas Sastra beliau adalah Prof. Dr. Masrurah Mochtar.

Akhirnya setelah ibu juga makan dan orang - orang sudah mulai sedikit demi sedikit meninggalkan kampus, kami pun turut pamit. Saya mengambil motor yang diparkirkan, kemudian ibu naik dan kami akhirnya pulang.

Sesampainya di gerbang kampus UMI, ibu ingin shalat tarawih di Al-Markaz, akhirnya saya memacu motor ke arah yang dituju. Namun ketika hendak ke Al-Markaz, rupanya ibu mengalihkan niat ke Mesjid Raya. Karena pertimbangannya Al-Markaz ramai dengan penjual.

Sesampai di Mesjid Raya, rupanya orang-orang masih sedikit. Setelah turun dari motor ibu bertanya ke tukang parkir, "Lekbakmi azan isya pak?". Kata tukang parkirnya, "Tena pa ibu, ki cini' mi tenapi jai tau". Akhirnya setelah bayar parkir kami pun masuk ke Mesjid Raya setelah menitipkan sandal.

Suasana khusyuk dan khidmat di Mesjid Raya memang berbeda dengan mesjid lainnya, satu hal yang menarik adalah jumlah jamaah yang masih stabil di mesjid ini walaupun sudah mencapai 10 hari terakhir. Sebuah semangat untuk shalat tarawih berjamaah yang patut di acungi jempol kepada bapak-bapak yang masih memadati Mesjid Raya.

Demikian cerita kali ini, semoga bermanfaat kepada pembaca dan penulis.

Ujungpandang, 22 Agustus 2011

2 Komentar

Lebih baru Lebih lama
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...