Ujungpandang, 21 Juli 2011 3:38 PM
Kemarin saya kembali bernostalgia dengan Es Teler yang sudah menjadi kegemaran saya sejak SMP. Menerawang kembali masa - masa SMP dan SMA, saya sangat senang singgah ke tempat ini. Dulu waktu SMA kadang saya sendiri ketempat ini kalau tidak sendiri, saya diajak teman - teman, tapi lebih sering di ajakin ibu sekalian di traktir. ^_^
Kalau dipikir - pikir, Es Teler ini sudah cukup lama menggelar lapak di tempat ini. Kalau di hitung - hitung sejak saya SMP sudah ada, bahkan sejak ibu saya S1 tahun 1983 ia dan teman - temannya pun suka ke tempat ini. Walaupun sudah lama sekali berjualan, sepertinya rasa dari Es Teler tidak banyak berubah sejak pertama kali saya mencobanya. Salah satu yang khas dari Es Teler ini adalah gula durian yang belum saya temukan tandingannya, baik di Jakarta maupun di Yogyakarta sekalipun.
.. back to story
Teriknya siang itu membuat saya kepayahan di jalan, dan akhirnya menepi dan kembali bernostalgia dengan Es Teler Panaikang. Letak penjual es teler ini di berseberangan jalan dengan Taman Makam Pahlawan Panaikang. Tepatnya di poros Jl. Urip Sumoharjo, kalau di tempatnya sendiri namanya Jl. Setapak Kasih.

Ketika melangkahkan kaki turun dari motor, saya merasakan angin sejuk yang dihembuskan melalui rindangnya pepohonan di sekitar tempat jualan es teler ini. Tanpa pikir panjang lagi saya pun memesan 1 gelas es teler yang dihargai Rp.5000 per gelasnya.
Tak lama saya memesan, seorang anak yang saya prediksi berumur 12 tahun membawa nampan berisi segelas Es Teler. Saya pun langsung ngiler melihat air yang bercucuran di dinding gelas Es Teler tersebut. Dengan komposisi sagu mutiara, pepaya, ketan hitam, dengan toppingnya gula durian, susu putih, es serut, dan kacang rempah tentunya menggugah selera. Untuk membuat pembaca ngiler saya abadikan es telernya pada gambar dibawah ini :)

Menikmati es teler dibawah rindangnya pepohonan memang asyik, mungkin inilah surga dunia bagi saya. Hehehe.. Di tempat ini saya tidak sendiri, banyak juga orang yang saya lihat berkumpul - kumpul dan bersenda gurau diselingi tawa terbahak - bahak. Ada juga mpok-mpok yang lagi ngegosip sembari menyeruput es teler. Dan tak lupa banyak burung perkutut yang terbang kesana kemari mencari sisa - sisa es teler.

Akhirnya habis juga es teler saya, sebelum pulang saya menikmati dulu anugerah yang diberikan Tuhan kepada saya. Tidak lain dan tidak bukan adalah anugerah kesehatan, karena tanpa kesehatan saya mungkin hanya berbaring di rumah dan tidak dapat menikmati es teler ini, Yummy!
Setelah cukup beristirahat saya pun beranjak dari tempat duduk, untung saja saya ingat waktu hampir saja ketiduran karena angin sepoi - sepoi yang semilir - semilir menghanyutkan. Saya pun ke kasir dan bermaksud membayar es teler yang sudah saya nikmati. Namun karena saya mau lagi, jadilah saya pesan satu lagi untuk dibawa pulang. Sayapun mengeluarkan selembaran 10ribu dan membayar langsung di kasir.
Bernostalgia dengan Es Teler Panaikang memang menyenangkan, tapi sayangnya dari komposisi sendiri sudah banyak yang berubah dengan pengurangan buah - buahan yang biasanya dipakai. Tapi dari segi rasa tidak berubah tentunya. Karena rasa adalah segalanya :)
Demikian cerita kali ini, masih dalam suasana liburan jadilah kampung halaman menjadi tempat yang tepat untuk menghabiskan hari liburan yang tinggal sebulan lagi. ^_^
Kemarin saya kembali bernostalgia dengan Es Teler yang sudah menjadi kegemaran saya sejak SMP. Menerawang kembali masa - masa SMP dan SMA, saya sangat senang singgah ke tempat ini. Dulu waktu SMA kadang saya sendiri ketempat ini kalau tidak sendiri, saya diajak teman - teman, tapi lebih sering di ajakin ibu sekalian di traktir. ^_^
Kalau dipikir - pikir, Es Teler ini sudah cukup lama menggelar lapak di tempat ini. Kalau di hitung - hitung sejak saya SMP sudah ada, bahkan sejak ibu saya S1 tahun 1983 ia dan teman - temannya pun suka ke tempat ini. Walaupun sudah lama sekali berjualan, sepertinya rasa dari Es Teler tidak banyak berubah sejak pertama kali saya mencobanya. Salah satu yang khas dari Es Teler ini adalah gula durian yang belum saya temukan tandingannya, baik di Jakarta maupun di Yogyakarta sekalipun.
.. back to story
Teriknya siang itu membuat saya kepayahan di jalan, dan akhirnya menepi dan kembali bernostalgia dengan Es Teler Panaikang. Letak penjual es teler ini di berseberangan jalan dengan Taman Makam Pahlawan Panaikang. Tepatnya di poros Jl. Urip Sumoharjo, kalau di tempatnya sendiri namanya Jl. Setapak Kasih.

Ketika melangkahkan kaki turun dari motor, saya merasakan angin sejuk yang dihembuskan melalui rindangnya pepohonan di sekitar tempat jualan es teler ini. Tanpa pikir panjang lagi saya pun memesan 1 gelas es teler yang dihargai Rp.5000 per gelasnya.
Tak lama saya memesan, seorang anak yang saya prediksi berumur 12 tahun membawa nampan berisi segelas Es Teler. Saya pun langsung ngiler melihat air yang bercucuran di dinding gelas Es Teler tersebut. Dengan komposisi sagu mutiara, pepaya, ketan hitam, dengan toppingnya gula durian, susu putih, es serut, dan kacang rempah tentunya menggugah selera. Untuk membuat pembaca ngiler saya abadikan es telernya pada gambar dibawah ini :)

Menikmati es teler dibawah rindangnya pepohonan memang asyik, mungkin inilah surga dunia bagi saya. Hehehe.. Di tempat ini saya tidak sendiri, banyak juga orang yang saya lihat berkumpul - kumpul dan bersenda gurau diselingi tawa terbahak - bahak. Ada juga mpok-mpok yang lagi ngegosip sembari menyeruput es teler. Dan tak lupa banyak burung perkutut yang terbang kesana kemari mencari sisa - sisa es teler.

Akhirnya habis juga es teler saya, sebelum pulang saya menikmati dulu anugerah yang diberikan Tuhan kepada saya. Tidak lain dan tidak bukan adalah anugerah kesehatan, karena tanpa kesehatan saya mungkin hanya berbaring di rumah dan tidak dapat menikmati es teler ini, Yummy!
Setelah cukup beristirahat saya pun beranjak dari tempat duduk, untung saja saya ingat waktu hampir saja ketiduran karena angin sepoi - sepoi yang semilir - semilir menghanyutkan. Saya pun ke kasir dan bermaksud membayar es teler yang sudah saya nikmati. Namun karena saya mau lagi, jadilah saya pesan satu lagi untuk dibawa pulang. Sayapun mengeluarkan selembaran 10ribu dan membayar langsung di kasir.
Bernostalgia dengan Es Teler Panaikang memang menyenangkan, tapi sayangnya dari komposisi sendiri sudah banyak yang berubah dengan pengurangan buah - buahan yang biasanya dipakai. Tapi dari segi rasa tidak berubah tentunya. Karena rasa adalah segalanya :)
Demikian cerita kali ini, masih dalam suasana liburan jadilah kampung halaman menjadi tempat yang tepat untuk menghabiskan hari liburan yang tinggal sebulan lagi. ^_^
Post a Comment