Senyum Baru dari Benteng Rotterdam

Ujungpandang, 25 Juli 2011


Miris dengan gambar diatas ? Jangan bersedih lagi karena kini benteng Rotterdam sedang tersenyum bahagia. Karena sedang dalam tahap renovasi dan perbaikan.

Benteng Rotterdam menyimpan banyak sejarah, itulah yang saya sedang telusuri di siang hari yang terik ketika saya mulai memarkirkan motor di depan benteng Rotterdam ini. Terlihat banyak bambu yang menyender di sisi luar tembok benteng ini. Terlihat juga beberapa tukang sedang membersihkan lumut - lumut di sisi tembok di dekat pintu masuk.


Foto Benteng Rotterdam : Tembok Sisi Kanan (kiri) dan Dekat Gerbang Masuk (kanan)

Inilah yang memberikan suasana baru yang tentunya akan menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati kembali keindahan dan nilai - nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.

Hari ini memang sangat panas, apalagi sudah beberapa bulan musim kemarau yang tak lama lagi mau masuk musim penghujan. Tak kihiraukan lagi panas, dan kembali menikmati indahnya arsitektur bangunan zaman Belanda yang memang sangat khas terlihat di bangunan dalam benteng Rotterdam.


Foto Bangunan di Benteng Rotterdam yang sedang diperbaiki (baca:direnovasi)

Masuk dari gerbang, saya memilih untuk mengambil rute kiri melihat proses perbaikan bangunan - bangunan yang sudah lama menantikan perbaikan tersebut. Terlihat atap - atap berjejer melingkar di sekitar lampu taman. Di taman tengah terlihat banyak barang yang hanya ditutupi terpal ala kadarnya sedang menanti ruangan baru yang akan ditempatinya.


Foto bangunan di benteng Rotterdam yang sudah di perbaiki (baca:direnovasi)

Saya kembali berjalan melihat serpihan semen yang menumpuk di pinggir jalan, dalam perjalanan saya kali ini saya hanya melihat dua orang petugas Museum La Galigo yang memakai masker berdiri di depan Museum karena pengunjung belum diperbolehkan masuk karena masih perbaikan. Saya akhirnya kembali berjalan dan menemukan bangunan yang rupanya sudah selesai di perbaiki, bangunan tersebut terletak di sebelah kanan apabila anda masuk dari gerbang.

Ternyata ada juga anak muda yang sedang 'pacaran' dibawah pohon palem botol yang kebetulan saya pergoki, mungkin agak keki juga mereka saya liatin tapi saya cuekin saja dan akhirnya saya berlalu saja. Tertarik dengan kisah orang - orang yang sudah pada ngeliatin tempat pengasingan pangeran diponegoro, saya akhirnya menuju tempat tersebut namun sayang seribu sayang ditutup sementara karena perbaikan.

Jadilah saya bingung mau kemana, dan akhirnya saya coba tanya ke petugas loket jaga di gerbang mengenai buku sejarah benteng Rotterdam namun sayangnya biasa di jual di museum La Galigo namun tidak buka karena perbaikan.

Rupanya tadi pas masuk seharusnya saya mengisi buku tamu yang diwajibkan untuk diisi sebelum masuk, tapi karena saya mungkin dikira petugas atau malah tukangnya jadi gak di tegur pas nyelonong masuk. Kembali lagi mengelilingi benteng Rotterdam untuk merasakan nilai - nilai sejarah yang masih terasa sekali di tempat ini.

Saya akan menceritakan secara singkat awal mula berdirinya benteng Rotterdam ini, awalnya benteng ini bernama benteng Ujung Pandang atau dikenal oleh 'orang dalam' pada waktu itu benteng Panyyua. Panyyua artinya penyu, kenapa harus Penyu ? konon katanya dulu benteng Rotterdam berbentuk penyu yang menghadap ke pantai.

Sedangkan filosofi penyu sendiri karena di ampfibi maka ia dapat menguasai daratan dan lautan dan itulah filosofi yang diyakini oleh kerajaan Gowa Tallo yang dulu mendiami benteng ini. Benteng ini sendiri dibangun pada tahun 1545 oleh raja ke-IX kerajaan Gowa beliau adalah I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' Kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, yang kemudian pada masa pemerintahan Sultan Alauddin selaku raja Gowa ke-XIV maka bangunan benteng ini ditambah dengan bahan batu cadas dari pegunungan Karst di wilayah Maros.

Sayangnya tahun 1666, perang pecah antara kerajaan Gowa dan Belanda, yang akhirnya harus mengakibatkan kekalahan oleh pihak kerajaan Gowa. Kala itu ketika kalah perang, semua bangunan di benteng Rotterdam ini dihancurkan habis - habisan jadi tidak ada barang yang tersisa. Kemudian pada tahun selanjutnya 1667 kerajaan Gowa harus menandatangani perjanjian Bongaya tepatnya 18 November 1667.

Benteng Rotterdam kembali dibangun ketika kedatangan gubernur jenderal Belanda Cornelis Speelman yang memilih menetap di benteng Rotterdam. Barulah ketika ditinggali oleh Speelman diadakan pembangunan dengan arsitektur Belanda di kawasan benteng hingga sekarang masih dapat diamati.

Selain peristiwa itu, ada juga tempat yang 'mistis' karena tempat tersebut adalah tempat pengasingan Pangeran Diponegoro yang diasingkan ke benteng Rotterdam pada tahun 1834. Di tempat pengasingan tersebutlah Pangeran Diponegoro meninggal dunia.

Dari pantauan yang saya lakukan hari ini, saya melihat senyum baru dari benteng Rotterdam dimana pemerintah sudah menunjukkan itikad baik untuk melestarikan salah satu peninggalan sejarah di kota Makassar ini.



Perjalanan saya akhiri dengan memotret patung Sultan Hasanuddin sedang menunggangi kuda putih di depan benteng Rotterdam. Pasti anda bertanya - tanya Sultan Hasanuddin menunjuk entah ke arah mana ?. Entahlah nunjuk kemana.. Mungkin beliau bermaksud agar kita terus maju dengan terus menatap ke masa depan. Dan memang tanggung jawab kita untuk memastikan masa depan itu lebih baik daripada sekarang !

Demikian tulisan saya kali ini, semoga bagi anda yang membaca juga tersenyum karena benteng Rotterdam kini sudah dalam tahap renovasi, dan nantikan saja 'wajah baru' dari benteng Rotterdam yang akan senantiasa menerima kedatangan anda.

2 تعليقات

أحدث أقدم
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...